Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 13, 2011

Pagurawan

Gambar
                                       DATUK MHD. YUSUF (DATUK SETIA MAHARAJA LELAWANGSA) DIPUGAR TGL.04-03-2001 KUASA WARIS 1.DRS. HAJI NASRUN ALI 2.SAMSUDIN 3.NIZARRUDIN    Jembatan Pagurawa  Kata orang-orang tua dulu, orang menyebutnya 'Pergurauan' atau 'Pagurowan'. Maksudnya tempat bersenda-gurau, bersenang-senang.Bisa jadi memang,  kota  Pagurawan pada masa kolonial adalah tempat  'hang-out'nya para pegawai Belanda dan noninya.Karena berdampingan dengan  pagurawan adalah desa Nenasiam. Menurut cerita turun-temurun penduduk disana, asal kata'Nenasiam'. adalah nona-nona  Siam . Mungkin pada jaman Belanda, nona-nona dari  Siam  ( Thailand  sekarang) didatangkan untuk menghibur orang-orang  Belanda dan lainnya yang sederajat dan Societatnya berada  di sekitar Pagurawan.dan mungkin dulunya desa Nenas  Siam  termasuk dalam wilayah Pagurawan. Pendapat mengatakan, karena penduduknya suka bergurau akhirnya wilayah itu disebut Pagur

Jalan-Jalan

Gambar
 Penulis sedang berpose di samping prasasti peresmian jembatan Sungai Batubara Kiri. Tidak ada yang luar biasa dengan jembatan berangka baja yang terletak di kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Sekitar 150 kilometer dari kota Medan ini. Cuma yang agak unik jembatan Sungai Batubara Kiri di atas diresmikan oleh dua bupati sekaligus, yaitu bupati Batubara dan bupati Asahan. Jembatan tersebut diresmikan pemakaiannya pada hari Selasa 13 oktober 2009.      Kabupaten Batubara merupakan daerah pemekaran dari kabupaten Asahan dan dinyatakan sah menjadi kabupaten lewat UU No.5 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batubara di Provinsi Sumatra Utara dan juga Lembaran Negara No.7 tahun 2007. Pembangunan Jembatan tersebut di mulai sebelum pemekaran dan selesai sekaligus diresmikan setelah pemekaran. Mungkin hal itu yang membuat dua orang bupati masing-masing membubuhkan tanda tangan disitu. -->            Sungai Batubara terutama di daera